By Kirana Agustina - Salt Water Girl
  • Home
  • Sustainable Living
  • SALTWATER GIRL life
    • Daily Life
    • Self thought
    • Scholarship
      • UN Fellowship
      • Chevening
      • IMO eXXpedition
    • Travels
      • Asia
      • Pacific
      • Europe
        • London Story
      • Australia
      • United States
  • Talks & Projects
  • About Me
Home
Sustainable Living
SALTWATER GIRL life
    Daily Life
    Self thought
    Scholarship
    UN Fellowship
    Chevening
    IMO eXXpedition
    Travels
    Asia
    Pacific
    Europe
    London Story
    Australia
    United States
Talks & Projects
About Me
By Kirana Agustina - Salt Water Girl
  • Home
  • Sustainable Living
  • SALTWATER GIRL life
    • Daily Life
    • Self thought
    • Scholarship
      • UN Fellowship
      • Chevening
      • IMO eXXpedition
    • Travels
      • Asia
      • Pacific
      • Europe
        • London Story
      • Australia
      • United States
  • Talks & Projects
  • About Me
  • Life is Once for Danish #part1
    December 30, 2018
    READ MORE
Browsing Category
Self thought

Pagi Hari di Pergantian Umur

August 12, 2020 by Kirana Agustina No Comments

Circa, 2019 birthday getaway in Croatia

12 August is always a special day. Untuk sebagian orang ulang tahun bukan untuk dirayakan. Tapi untuk ku, ulang tahun tetap perlu dijadikan hari spesial untuk dirayakan in our own way. Aku lebih suka memaknai hari ulang tahun untuk memberikan special treat untuk diri sendiri karena telah melewati satu tahun dengan sebaik-baiknya dan untuk semangat menjadi pribadi yang lebih baik lagi di satu tahun kedepan. Untuk melakukan kontemplasi di satu tahun sebelumnya dan janjian dengan diri sendiri untuk membuat satu tahun kedepannya menjadi another year that is full of meaningful journey. “Eventho you’re growing up, you should never stop having fun”, riteee? Iya, karena diri sendiri adalah teman terbaik, terima kasih untuk diri sendiri yang tetap semangat menjalani setiap harinya, tetap semangat untuk bisa bermanfaat untuk banyak orang, tetap semangat untuk memanfaatkan sisa waktu yang tuhan kasih untuk mencintai diri sendiri dan tak lelah melakukan self-discovery journey.

Udah wajib banget memulai hari ku dengan bersyukur kepada sang pencipta atas segala karunianya. Hari ini aku memulai rasa syukur dengan nikmatnya nafas yang bisa aku rasakan. Aku bersyukur banget buka mata bisa tinggal ditempat tidur yang nyaman, di apartemen yang ada di pusat kota Jakarta dan dengan hasil keringat sendiri.

Jadi teringat, tahun lalu, aku merayakan ulang tahun di Croatia bareng temen baikku, Emily dan kita tinggal di hotel yang lucu banget tapi karena Agustus adalah yang ter ter ter ter peak buat Croatia, alhasil kita tinggal di dorm yang mixed dan kita bareng dengan dua cowo Australia. Btw aku bakal cerita pengalaman Croatia in another post. Back to yang mungkin ini bisa buat perspective wanita lainnya. Aku bersyukur karena sejak kecil uda dibiasakan to be open minded sama orang tua. Tapi tau perinsip dan batasan. Utamanya kalau yang sering mamah ulang-ulang “Ade, kita jadi manusia harus mewarnai bukan diwarnai” dan aku memaknai ini untuk bisa jadi diri sendiri dan justru memberi warna untuk orang-orang disekitarku. Misalnya, banyak banget yang merasa hijab adalah sebuah hambatan, salah satunya mungkin hambatan untuk menjelajah dunia ciptaan tuhan. Buat aku, ketika aku memutuskan pertama kali di hijab, aku mau jadi warna dan ga membatasi pengembangan diri menjelajah negara-negara dan dilingkupin teman-teman yang mayoritas hampir banyak dari mereka ga beragama atau bertanya-tanya islam itu seperti apa. Banyak sih hal menarik tentang ini tapi kembali ke cerita memulai hari di 12 agustus tahun lalu.

Aku yang pasang alarm jam 4 subuh, niat nya mau diem-diem tahajud dan solat subuh. Biar ga terlalu ganggu alarmnya aku pake suara burung yang merdu kaya dialam. Tiba-tiba Emily half-wake ke bangun, karena dia bird nirdy banget dan kalau mau bird hunting tuh biasanya dia bangun jam 4 subuh emang. Jadi dia kaya bingung sendiri (tepatnya ngomel2 “someone put bird song”)  dan aku pura-pura bego aja “ya udah em, tidur lagi aja (sambil matiin alarm)” untung nya nih dua bule cowo Australia yang tidur diatas tempat tidur kita ga kebangun. Aku pun terus pelan-pelan ke kamar mandi, wudhu, solat sambil berdoa bule-bule ini ga bangun dan liat kain putih aka mukena terbang karena lampunya aku matiin. “Abis bersyukur, I want to get the first sunrise dan abis itu self-journaling” dalam hatiku. Untung Emily masih tiduuuur jadi tetep punya me time. Btw, Emily itu sebetulnya temen kerja saat aku kerja di Kantor Regional Secretariat Coral Triangle Initiative dan saat itu Emily lagi dinas ke Manado mewakili kantor nya di NOAA dari Washington DC. Pertama kali liat, uda kagum banget sama wanita cantik nan pintar ini. Lucunya saat pertemuan pertama kali kita di Manado itu, Emily lagi ulang tahun dan karena jauh dari keluarga nya di Amerika aku berinisiatif bikinin surprise dan makan malem di pinggir laut Manado bareng temen-temen kantor. Abis itu kita malah jadi temen baik, mungkin karena satu bidang dan seumuran. Perjalanan Croatia ini juga dia gantian mau merayakan ulang tahunku. Sekarang Emily, memutuskan ga kerja lagi di Pemerintah Amerika, tapi pindah ke Barcelona sama tunangannya. Super sweet ya!

Kembali ke cerita hari ini. Aku bersyukur mamah yang paling ga bisa tidur diatas jam 9 malem rela begadang untuk bisa ucapin ulang tahun tepat pukul 12 malam (karena buat mamah bangun di 1/3 malam wajib hukumnya). Aku bersyukur juga papah yang sekarang lagi di IGD ruang isolasi karena sedang sakit di pagi hari ternyata bela-belain isi pulsa ke Qoyum (penjaga masjid samping rumah yang jaga malem nemenin papah di rumah sakit) untuk ucapin aku ulang tahun. Aku baca pesan papah langsung meneteskan air mata. Tapi bahagia karena meskipun ikhlas karena papah udah sering sakit belakangan ini tapi masih bisa ada untaian doa dan kata-kata buat aku di tahun ini. Aku bersyukur sahabat-sahabat terdekat aku going extra untuk ucapin selamat ulang tahun bahkan Grace bikini video dan sibuk mau cari tempat outdoor makan siang hari ini. Aku juga bersyukur karena mamah papah pun ga pernah protest untuk aku merayakan hari ulang tahun ku. Tentunya dengan pandemic ini terasa lebih berbeda karena zona perjalanan aku pun hanya bisa di Jakarta dan sekitarnya.

Tahun lalu, saat aku menjelang 30 rasanya HOROR banget. Panik panik panik udah 30 tahun. Single and happy. Apa salah? Apa mesti wajib nikah? Tapi belum ketemu yang tepat masa mau dipaksain. Untung banget mamah papah selalu percaya akan hidup itu adalah scenario Allah SWT. Dan tentunya scenario tuhan adalah yang terbaik. Tapi kalau dilihat kebelakang, 1 dekade aku di umur 20 adalah masa-masa menyenangkan dan aku merasa masa muda ku diisi dengan hal positif, penuh adventure, melihat banyak kehidupan di berbagai belahan dunia.

Tapi ternyata, age is just a number. I feel my 30 is just a new 20s with more experiences. Dan kayanya bener kata banyak orang, buat banyak perempuan, the best decade is her 30s, and I feel it. I already feel grateful with the woman I am becoming meskipun this is just the beginning. I know, God always gives me his best plan. And I can’t complain. Makasih ya Allah. Doa ku: Alhamdulillah di decade “20 tahun ku” aku bisa jadi girl that know how to have fun, bisa dapet full support dari mamah papah and tick all her bucket list (ngerasain kuliah di peringkat 10 dunia, dapet beasiswa Chevening, pernah ngerasain kerja di UN Headquarter di New York, tinggal menetap di 3 benua).. ini apa namanya kalau bukan karunia tuhan. In my 30s, doa ku pengen lebih menjadi wanita yang baik, dan semoga juga menjadi istri dan Ibu yang baik yaaa…. AAAAAAMINNNNNN (brb cari dulu teman hidupnya lol). Tapi intinya, sesuai nama yang mamah papah kasih, Kirana (ray of sunshine), aku selalu berharap dimanapun aku berada, Allah kasih kesempatan untuk aku bisa kasih sedikit sinar untuk orang-orang sekitar.

Ok, see you on another post, pengen video call papah dulu. Kaget juga ternyata papah di ruang isolasi pegang hp dan bisa komunikasi…

Di mulai dari hari ini, aku mau rajin sharing lagi tulisan-tulisan aku di blog ini. Semoga ada manfaatnya. Next post, mudah-mudahan lebih berbobot dengan tips atau ilmu yang aku dapat bisa aku bagikan lagi.

Thank youuuuuu all!

With love,

Kirana

Share:
Reading time: 5 min
Denmark•Self thought•Travels

Life is Once for Danish #part1

December 30, 2018 by Kirana Agustina 3 Comments

July 24, 2011

Dalam perbincangan hangat dengan keluarga Indonesia, yang sudah lama menetap di Copenhagen-Denmark, saya pun berdiskusi mengenai alasan penduduk Eropa, khususnya Denmark dengan gaya hidup yang sangat ‘eco-friendly’. (Diluar hal yang saya sadari bahwa dengan status negara maju tentunya perut sudah bukan jadi hal yang dikejar tapi bagaimana meningkatkan kualitas hidup).

They said: “Because of their philosophy that life is once.”

Terinspirasi dengan philosophy mereka, sejak saat itu hingga saat ini, saya pun selalu menerapkan philosophy ini dalam segala aspek kehidupan. Yes, because life is once so if you do it right, once is enough.

Philosophy hidup inilah yang mendorong mereka ingin menjadikan hidupnya sangat berkualitas, dan secara langsung maupun tidak berdampak terhadap lingkungan disekitar mereka.

Let me tell the stories sembari berjalan-jalan. 

Excited! Satu kata yang terlukis ketika saya mendapat email dari panitia summit lingkungan di Swedia bahwa mereka menyarankan kami untuk memesan tiket perjalanan kami ke Copenhagen, Denmark, bukan Stockholm di Swedia. Ternyata karena kota di Swedia yang akan saya kunjungi jaraknya lebih dekat 4 jam waktu tempuhnya dibandingkan melalui stockholm.

Hari yang saya tunggu pun tiba, lagi dan lagi Allah mengabulkan doa saya yang menurut saya tidak mungkin. Sudah lama, saya ingin sekali ke Copenhagen yang merupakan lokasi gelaran Conference of the Parties (COP) 15 yaitu kerja rutin United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang dilakukan sebagai tindak lanjut Protokol Kyoto.

But to be honest, yang bikin saya kepincut sama Denmark adalah foto bangunan warna-warni Nyhavn yang selalu saya lihat di website penerbangan dan akhirnya bisa saya abadikan sendiri. Alhamdulillah..

Seperti kita tahu, Denmark termasuk negara Skandanavia yang jadi idaman banyak orang untuk tinggal dan menetap di sana. Negara yang termasuk anggota Uni Eropa ini, sampai sekarang belum bergabung dalam Eurozone dan mata uangnya pun masih Danish Krone.

Negara ini selalu masuk dalam 10 besar negara dengan pendapatan tertinggi di dunia. Berdasarkan laporan majalah Forbes, Denmark memiliki iklim bisnis terbaik. Dari tahun 2006 sampai 2008, survey mengatakan Denmark adalah “tempat yang paling menyenangkan di dunia”, dipandang dari standar kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. Sementara, survey Global Peace Index tahun 2009 mengatakan Denmark menduduki posisi negara paling damai kedua di dunia, setelah Selandia Baru. Di tahun 2009, Denmark adalah salah satu dari negara yang paling tidak korup di dunia berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi, posisi kedua setelah Selandia Baru.

Fakta – fakta diatas tersebut saya alami secara nyata. Kesadaran pajak yang mereka bayarkan dialokasikan pemerintahnya dengan baik ke sektor publik dengan menyediakan fasilitas yang sangat baik dan berkualitas.

Dimulai dari langkah pertama saya di Copenhagen Airport – Københavns Lufthavn, Kastrup, the major airport for both Copenhagen, Denmark and Malmö, Sweden.

Segala berjalan lancar dalam proses pengecekan imigrasi, setelah say goodbye sama kenalan baru – satu cewe philipina yang akan Au Pair dikeluarga Denmark dan satu cewe Thailand yang akan menetap selama tiga bulan di copenhagen karena memiliki pacar orang Denmark yang dengan ramahnya mengajak saya jalan-jalan dengan pacarnya kalau saya lama di copenhagen (Sayangnya tidak) – Saya pun memulai segala petualangan saya di Denmark.

Alhamdulillah tidak sulit bertemu dengan mas Budi, WNI yang sudah lama bekerja di Denmark dan negara lainnya. Begitu keluar airport saya langsung mengenali keramahan wajah indonesia tersebut.

Kami pun langsung menuju kerumah Mas Budi. Mas Budi yang sangat well educated dan ramah banyak cerita tentang Denmark di setiap perjalanan. Dalam perjalanan, Mas Budi banyak bercerita tentang moda transportasi apa saja yang ada di Denmark dan yang bikin saya kaget ternyata orang Denmark GILA ASURANSI. Berbeda 180 derajat tentunya dengan orang Indonesia yang justru menghindari asuransi.

Dari mulai barang berharga mereka, pendidikan anak, sepedah jelek, sampai kacamata aja mereka asuransiin. Dari total besaran gaji mereka setahun, mungkin 3 bulan besar gajih mereka habis untuk asuransi. Yap, ada sepedah jelek banget yang saya lihat dan kata mas Budi itu di asuransikan juga. WOW. Yap karena meskipun tingkat kesejahteraan mereka yang sudah baik, kasus pencurian sepedah juga masih ada saja, yang menurut mereka dilakukan oleh para imigran.

Turun dari trem, kami pun berjalan sekitar 15 menit kerumah Mas Budi. Atmosfir udara dingin dan cuaca mendung kala itu, memang sering terjadi di Denmark. Hal itu kata Mas Budi menyebabkan tingkat bunuh diri di Denmark bisa dibilang tinggi loh. Buat yang lagi galau-galau jangan terbawa suasana yah kalau kesini, emang sendu banget. Hehehe

Saya pun teringat kehidupan saya di Ukraina yang masa itu musim salju dengan -9 derajat memiliki kemiripan dengan suasana spring-summer di Denmark. Sambil berjalan, teringat titipan seorang teman agar difotokan jalur sepedah dan yang berbau sepedah disetiap negara yang akan saya kunjungi. Ok, photo pertama saya tentang sepedah.

Banyak banget tempat parkir sepedah seperti dsamping, disetiap rumah, pertokoan, dll. Nanti saya post tempat parkir sepedah yang lebih  dahsyat yang saya lihat di belanda yah.

To be continued yah.. kiran mau cerita tentang kebebasan mas Budi yang memberikan ruang kreatif di kamar anaknya, Hagi, yang saya tempati selama disana (brikut dengan fotonya, yang sangat menginspiratif bagi saya untuk melakukan hal yang sama untuk anak saya kelak) dan segala diskusi bersama Mas Budi dan istrinya Mba Demi yang baik dan berwawasan itu, dan pola hidup mereka yang secara tidak langsung menyerap gaya hidup positif orang denmark

Love,

K

Disclaimer: Tulisan ini dibuat tahun 2011, jadi besar kemungkinan peringkat dan data sudah ada yang berubah. Sengaja ga saya rubah karena fakta tahun 2011 memang seperti itu adanya. Semoga tahun 2019 bisa berkunjung kembali ke Denmark dan menceritakan perkembangannya dan data-data yang didapat sesuai tahun kejadian yaa.. Aaaaminnnn

Share:
Reading time: 4 min
Self thought

Berdialog dengan Tuhan #part2

December 28, 2018 by Kirana Agustina No Comments

5 July 2011

Hi!

Melanjutkan cerita ‘Berdialog dengan Tuhan #part1’, ketika dengan tidak sadar, seringnya cita-cita dan harapan yang saya tulis dalam bentuk sebuah target dan doa pada Allah itu selalu terkabul dengan cara-cara yang tidak bisa saya tebak.

Ketika saya memanjatkan doa saya pada Allah disaat yang sama pula saya membayangkan hal-hal itu seolah sedang terjadi pada saya. Yap, keliatannya pikiran mengenai hal itu lah yang membawa ke pikiran bawah sadar yang akhirnya berimbas ke perilaku atau usaha-usaha saya yang mengarah dalam pewujudan impian saya itu.

Anyway, apapun alesannya, ternyata kita memang sudah seharusnya sering berdialog dengan tuhan from every simple things. Dengan seringnya kita make connection with God in every breath you take (lebay nya hehe) ternyata tuhan pun akan memberikan banyak hal.

Terus kan yang namanya dialog kan berarti ada komunikasi dua arah? trus dari mana kita tahu jawaban dari pertanyaan ataupun doa-doa kita?

Dan jawaa-bannya a-da-lah, katanya sih salah satu cara tuhan menjawabnya adalah melalui little sign in everywhere, jelasnya sih dari hati kecil. Mangkanya nih saya juga mulai jaga-jaga dengerin hati kecil apa itu jawaban dari Allah.

Make sense sih kan pikiran dan hati adalah alat utama untuk berkomunikasi dengan Allah, karena ga mungkin banget bertemu Allah secara fisik hehe tapi yah terkadang kita suka tidak mengikuti kata hati, ga tau karena labil hehe suka ga yakinan atau emang kitanya kurang peka menangkap jawaban dari Allah.

Tapi ga dipikir-pikir juga, Allah tuh emang baik banget. Banyak diluar sana yang suka lupa atas nikmat yang Allah kasih, atau emang berat banget untuk melangkahkan kaki buat solat (belum sempurna dan tepat waktu sih aku pun), atau hal-hal lainnya yang ternyata melanggar perintah Allah, tapi malah Allah kasih nikmat berlebih, rezeki ngalir lancar, juga kesenengan lainnya. Hmm tapi bisa jadi sebenernya hal itu malah cobaan yang Allah kasih yang bikin kita makin lupa terus terbuai dan akhirnya ngerasa ga perlu berdoa lagi atau meminta lagi dan takutnya ahirnya bikin kita jadi sombong. naudzubillahimindalikkkk…

Buat umat muslim sih bisa dengan solat juga buat berkomunikasi dengan tuhan. Hummp ini nih, soalnya saya aja suka masih ga sinkron antara gerakan solat, bacaan doa, pikiran ama hati. hehehe suka tiba-tiba kepikiran apaaaaa ajaaa, tapi serius deh beda banget rasanya ketika solat yang saya lakukan ber quality dalam artian khusu. Lancarrr trus damai abis solatnya. Masih terus belajar.. 

Mungkin ga tepat  juga berdoa atau solat khusu karena misalnya ada masalah, ada keinginan yang banget banget banget diharepin. Tapi bisa jadi masalah atau rintangan yang Allah kasih adalah cara Dia supaya kita bisa ingat Allah dan meminta dengan sungguh-sungguh, disaat kita bener-bener pasrah dan khusu, karena saat itu kita berdoa meminta atau solat dengan hati.

Karena eh karena, Allah itu senang kalau liat hambanya meminta sesuatu dengan hati, so can you just provide your heart?

Sampai detik ini juga saya masih belajar melatih hati dan pikiran untuk terus komunikasi sama Allah, diluar waktu sholat juga, karena pada dasarnya ga ada doa (Tentunya masih dengan doa yang detil, konkret, dan spesifik.. hehehe *maaf ya Allah saya banyak maunya hehe )atau pertanyaan kita yang ga didenger atau ga dijawab oleh-Nya, biasanya sih disaat kita udah ikhlas, pikiran bersih, otak dingin hehehe kita bisa ngerasain sign atau tanda dan jawaban dari Allah.

Inshallah yaaa 🙂

love,

K

Share:
Reading time: 2 min
Self thought

Berdialog dengan Tuhan #part1

by Kirana Agustina No Comments

2 Juli 2011

Dari yang saya tahu, ternyata kalau kita berdoa sama Allah SWT, tuhan, atau semesta, harus detil, konkret, dan spesifik. Dulu saya ga menyadari hal ini. Yang saya sadari, sejak smp saya memang sudah mulai menuliskan berbagai cita-cita ataupun keinginan saya di atas kertas. Percaya gak percaya, setiap saya buka lagi buku cita-cita saya, bersyukurnya bukan main, karena ternyata doa-doa saya terkabul. Tidak 100% sama, ada yang mirip dan ada yang nyaris, bahkan ada yang dikabul dengan jauh lebih baik.

Sempat bertanya, kenapa harus jelas dan mendetil? Bukankah Allah SWT maha mengetahui?

ternyata jawabannya adalah, bahwa Allah bisa memberi apa saja yang kita minta. Tapi kita nya pun memang benar-benar harus mengetahui apa yang kita mau, bukan sekedar abstrak di dalam bayangan kita tapi jelas dan konkret.

Setelah saya menyadari ini, saya jadi semakin senang melakukan hal ini. Meminta kepada Allah secara jelas dan konkret.

Salah satu pengalaman saya, terkabulnya keinginan yang sama percis seperti yang saya tulis. Nih fotonya: 

Subhanallah banget. Ketika saya bikin kolase ini, tidak ada suatu target yang ambisius, saya hanya senang menggunting-gunting dari majalah juga. Tapi ini memang harapan saya, bahwa suatu hari nanti saya akan mengikuti student exchange, backpacking trip keliling Eropa dan juga pergi kebeberapa negara yang saya tempel gambarnya diatas. Entah kapan, tapi saya yakin bahwa cita-cita saya ini akan terkabul seperti biasanya. Allah memang maha pemurah.

Doa saya dikabul sama percis seperti di poin 1, yang menceritakan seorang mahasiswa indonesia yang sedang berkuliah di eropa dan melakukan perjalanan dari Denmark, Swedia, dst yang kurang lebih nyaris sama seperti rute yang saya lakukan bulan Mei 2011 kemarin. Dimulai dari Denmark – Swedia – German – Belanda – Belgia – dan Perancis. Padahal pas saya nempel itu dulu, ga kepikiran bisa ke Denmark walaupun dalam hati yang lebih dalam pengen banget. Kaget lah pas pulang kerumah, beresin kamar liat kertas yang diatas tadi, dan lagi-lagi disadarkan Allah telah mengabulkan doa saya lagi.

Nah Allah memang Maha besar yah, ga ada yang ga mungkin memang selagi kita juga memang usaha ke arah situyang saya lakukan hanya berusaha, yakin, dan berdoa, sisanya ikhlas and let Allah do the rest. Godspeed

love,

K

Share:
Reading time: 1 min
Page 1 of 3123»

Search

Recent Posts

Pagi Hari di Pergantian Umur

Pagi Hari di Pergantian Umur

August 12, 2020
Life is Once for Danish #part1

Life is Once for Danish #part1

December 30, 2018

About me

 

Hello, my name is Kirana. I am Indonesian living in London. This is my blog, where I post my daily-thought, photos and traveling tips.  I am enjoy the bustle of a city, but also love spending time in the warm countryside, sitting at a cafe, and having a cup of coffee. My soul is nourished by being in nature, enjoy a sunrise and sunset every once in a while, sit under the stars, stop and smell the flowers, as well as by having a deep, meaningful conversation about love, arts, photography and the philosophy.

Archives

  • August 2020 (1)
  • December 2018 (4)
  • June 2017 (2)
  • December 2016 (1)
  • September 2016 (1)
  • August 2016 (1)

Instagram Feed

kira_nagustina

Ocean lover/advocate. Part of National Plastic Action Partnership @wriindonesia @worldeconomicforum, @cheveningfcdo and @exxpedition_ guest crew 🌊⛵️

Kirana Agustina
Before the end of 10 March, here’s to another ye Before the end of 10 March, here’s to another year around the sun - happiest birthday again @nandaasrinoor sayang 💙
.
MasyaAllah bersyukur bgt karena bisa ketemu sama nanda, laki-laki lembut, penyayang, dan bisa menjadi temen hidup, temen belanja di thrifting store, temen kerja  jagain bumi 🌏 temen baca, temen jalan-jalan, temen berpetualang, temen ke museum, temen makan, dan banyak hal lainnya.
.
Karena masih deket2 #internationalwomensday - makasih juga baby selalu mendukung istrinya mau jd apapun dalam hidupnya. 
.
Jaman belum nikah, yg paling suka orang takut-takutin diantaranya “jangan sekolah tinggi2 nanti cowok takut” dan pernah pas lagi saat itu tinggal dan kerja jadi research fellow di UN New York sempet ada cowo yang bilang “jangan lupa kodrat sebagai perempuan karena dikira aku berambisi untuk punya karir tinggi dan dikira lupa kodrat sebagai perempuan yang harus jd Ibu rumah tangga dll”

Tapi baby malah selalu dukung aku untuk dapet pendidikan tertinggi, selalu dorong untuk kapan pun aku mau ambil PhD padahal baby ga mau. Dorong aku juga untuk mau jadi apapun yang aku mau, bahkan kalau mau jadi menteri sekalipun 😄 dan ketika tiba2 aku malah mau career break belakangan ini baby juga malah bilang “take as much time you need dan juga malah dukung kalau aku cuma mau nonton netflix, les bahasa ini itu, ambil kelas yoga, kelas seni menggambar, photography, apapun itu sambil kejar family goals. Bersyukur bgt lihat baby tumbuh sebagai sosok suami yang ga cuma selalu mendukung istrinya dan apapun yg terbaik untuk keluarga tapi juga bener-bener hands on untuk juga urusin kerjaan rumah tangga. Jadi sadar this is when you marry the right person (alhmdllh) you can be your ‘whole’ self without  being judged, always want to see each others to be a better person, to love and be loved.
.
This is to love you everyday till Jannah as love is to do, to feel, to become. Love is not passive, or still. Love is continual movement and change and growth, and I am willing to love you and grow old together, inshaAllah aminnnn 💙 happy birthday lagi baby! I am so proud of you baby.
#kencandimacan sama papanda 🤍 so good to see an #kencandimacan sama papanda 🤍 so good to see another @chiharushiota exhibition dannnn di Indonesia, sebelum2 nya cek pameran shiota pas jaman kuliah di London sama temen2 but this time sama #temanhidup ☺️
One of the many highlights during the Davos week. One of the many highlights during the Davos week. Had a chance to chat with Her Excellency Hessa Bint Essa Buhumaid, Minister of Community Development of the United Arab Emirates. 🤍

.
The panel was very interesting as well. Talking about climate change impact to those most vulnerable - disable and indigenious community. The title was provoking “In Case of Fire, Use Stairs”.
.
This got me thinking everyday, how our infrastructure are faaar  from ready to take care those most adversely affected by the climate crisis. Their needs are often not included in strategies for infrastructure design and emergency response. This happened in the waste management sector as well. Access to information and infrastructure for disable community on waste management are not there yet. 

….. #lessonlearned #throwback
While #transitinqatar enjoying that @harrods signa While #transitinqatar enjoying that @harrods signature cake 🤍 not into sweet things (both of us #timasin) but this cake is exceptional. Thank to @tarot_monk for the recommendation 👏🏻
Sometimes, you just need a fresh start. 🌼 God, Sometimes, you just need a fresh start. 🌼 God, i am ready to take a leap of faith and begin this wondrous new year by believing. May the coffee kick in before the reality does. 💫
You just got to do the essential 3 hours layover a You just got to do the essential 3 hours layover at Doha. 
.
📍Souq waqef traditional market 🤍
Load More... Follow on Instagram
Follow on Instagram
This error message is only visible to WordPress admins
Error: There is no connected account for the user 3035270156.

© 2017 copyright PREMIUMCODING // All rights reserved
Designed by Premiumcoding